Berita Terkini
Seluruh penumpang JT 990 seketika terkejut. Para penumpang rute penerbangan Surabaya-Denpasar yang terbang pada pukul 21.30 WIB, Sabtu 14 Nobember 2015, ini saling menatap satu dengan lainnya. Tidak ada kata yang keluar dari mulut mereka selain keheranan. Ada yang tidak biasa dari nada yang keluar dari pengeras suara.
"Terdengar suara aneh dan mendesah-desah dari speaker kabin selama perjalanan," tulis Lambertus dalam laman bandara.web.id.
Tidak saja dibuat heran. Suara desah juga membuat jantung penumpang berdentum. Penumpang khawatir akan keselamatannya selama dalam perjalanan.
Mereka bertanya apa gerangan yang terjadi dari asal sumber suara, kokpit? Apakah keduanya dalam kondisi mabuk atau di bawah pengaruh narkoba?
Tidak hanya itu, penumpang juga dibuat terkejut dengan 'penawaran' dari kokpit yang menawarkan pramugari janda yang saat itu tengah bertugas. Mereka menilai tingkah pilot-kopilot ini tidak bisa ditolerir. Pasalnya, nyawa mereka menjadi taruhan selama di udara.
Tidak terima dengan perlakuan kru maskapai swasta nasional bertarif rendah tersebut, Lambertus dan beberapa penumpang lain akhirnya memutuskan untuk mengklarifikasi langsung dengan pilot dan kopilot sesampainya di Ngurah Rai, Denpasar.
Tapi apa daya, pilot yang bertanggung jawab selama penerbangan tersebut menolak untuk menemui penumpangnya. Akhirnya, Lambertus memutuskan untuk menuliskan 'kisah pahit'-nya itu di laman bandara-web.id.
Berita Terbaru
Kehebohan Lion Air
Bukan kali pertama maskapai berlambang kepala singa ini buat heboh. Bila soal delay, bisa jadi tidak bisa dihitung dengan jari tangan dan kaki. Tapi yang teranyar adalah informasi mogoknya para pilot sebagai respons terhadap manajemen Lion Air, Februari 2015 lalu.
Selama tiga hari para penumpang dibuat terkatung-katung menunggu keberangkatan. Delay tidak lagi satu-dua jam. Keterlambatan bahkan mencapai belasan jam. Ruang tunggu bandara disulap menjadi tempat istirahat penumpang yang rela menunggu penerbangan.
Direktur Umum Lion Air Edward Sirait menyebut, permasalahan terjadi karena 3 maskapainya sedang diperbaiki karena menabrak burung. Meski hanya 3 pesawat, Edward menyebut dampaknya cukup besar dan mengganggu 21 rute penerbangan.
"(Kerusakan) Mengganggu 21 penerbangan waktu itu," sebut Edward di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Selain menjelaskan adanya 21 penerbangan yang terganggu, Edward turut angkat bicara terkait isu ada pemogokan karyawan Lion Air. Dia menegaskan isu tersebut sama sekali tidak benar.
"Pegawai kami tidak ada yang mogok," bantah Edward.
Mundur jauh ke belakang, Februari 2012, dunia penerbangan juga dikejutkan dengan tertangkap basahnya pilot Lion Air yang mengisap sabu di sebuah hotel di Surabaya saat tengah menunggu waktu terbang.
SS (44), pilot asal BSD, Tangerang, dibekuk di kamar 2109 Hotel Garden Palace, Jalan Yos Sudarso, Sabtu (4/2/2015), sekitar pukul 03.30 WIB. Badan Narkotika Nasional (BNN) yang dipimpin Irjen Benny Joshua Mamoto saat itu menyita 0,4 gram sabu yang sudah dikonsumsi.
"Penggerebekan dipimpin langsung BNN dari Jakarta beserta gabungan dari BNN Provinsi Jawa Timur serta Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim," ujar Komisaris Besar Jan De Fretes, Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN.
Rupanya, penangkapan SS adalah hasil pengembangan BNN 3 minggu sebelumnya. Badan yang bermarkas di Cawang, Jakarta Timur itu sebelumnya menangkap rekan kerja SS di sebuah hotel di Makassar.
"Kasus ini pengembangan dari Makassar. BNN berharap setelah kasus Makassar tidak ada lagi. Ternyata kok masih ada (pilot mengkonsumsi narkoba)," kata Jan.
Investigasi Sisakan Tanya
Investigasi internal rampung dilakukan Lion Air. 3 Poin klarifikasi dijawab pihak maskapai. Namun masih ada tanda tanya yang disisakan maskapai dalam menjawab laporan penumpangnya.
Dalam laporan tersebut Lambertus menyebut 'penawaran' pramugari janda dilakukan berulang. Namun, pihak Lion hanya menjawab pernyataan yang dilontarkan kopilot hanya ucapan ulang tahun.
Lalu soal desahan, Lambertus menyebutnya suara aneh dan desahan. Sementara pihak maskapai menyebutnya suara itu disebabkan karena mikropon yang terlalu dengan dekat bibir. Serta gaya bicara kopilot yang tersenggal-senggal, Sumber : Liputan6.com.
0 comments:
Post a Comment